admin@gmail.com +62 856-4925-8596

Pelaksanaan Post Sharing Workshop (PSW) Technical Skills Upgrading Programme (TSUP) di bidang Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik di SMK Negeri 2 Bangkalan

Sumber Daya Manusia yang kompeten merupakan faktor utama penggerak pertumbuhan industri dan ekonomi nasional. Untuk itu, pembangunan SDM menjadi prioritas utama pembangunan nasional saat ini setelah pembangunan infrastruktur. Pembangunan SDM dilakukan melalui penguatan sistem pendidikan, khususnya pendidikan vokasi dengan berorientasi pada kebutuhan pasar kerja (demand driven).

Sesuai arahan Presiden RI untuk merevitalisasi pendidikan vokasi nasional, Kementerian Perindustrian mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak untuk memperkuat dan mengembangkan pendidikan vokasi agar dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dan berdaya saing sesuai dengan kebutuhan dunia usaha industri.

Pada tanggal 24 Maret 2017, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memenuhi undangan Menteri Pendidikan Singapura dan Institute of Technical Education (ITE) Singapura untuk melakukan kunjungan ke kampus ITE dan mempelajari sistem pendidikan vokasi (TVET) Singapura serta peran penting yang dimainkan oleh pendidikan vokasi ITE dalam meningkatkan daya saing Singapura.

Dalam  agenda  pertemuan  tersebut  disepakati  akan  dikembangkan kerjasama  antara Kemenperin dengan ITE Singapura, salah satunya untuk pengembangan pendidikan vokasi diIndonesia  yang berorientasi industri.

Selanjutnya dalam pertemuan Leader’s Retreat peringatan 50 tahun Hubungan Diplomatik RI-Singapura pada tanggal 7 September 2017 di Singapura, Menteri Perindustrian RI dan Menteri Pendidikan tinggi Singapura mewakili kedua Negara menandatangani Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Industri disaksikan Presiden RI dan Perdama Menteri Singapura.

Penandatanganan Mou Tersebut juga telah ditindak lanjuti dengan penandatanganan technical agreement antara Sekretaris Jenderal Kemenperin dengan ITE Singapura dan Pusdiklat Industri Kemenperin dengan ITEES (ITE Education Services), menyepakati penyelenggaraan program pelatihan kepala sekolah dan guru-guru SMK produktif di Singapura sebanyak 100 orang, yaitu:

1.            Workshop Pelatihan Pemimpin (LTW) untuk 25 Pemimpin dan manajemen TVET

2.            Technical Skills Upgrading Program (TSUP) di bidang Teknik Permesinan untuk 25 Guru TVET

3.            TSUP di bidang Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik untuk 25 Guru TVET

4.            TSUP di bidang Teknik Otomasi Industri untuk 25 Guru TVET

 

Program tersebut diharapkan akan meningkatkan kompetensi para pimpinan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dan para guru yang pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan profesional TVET di Indonesia.

Untuk tahap 1, telah dilaksanakan Leadership Training Workshop (LTW) bagi Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah / Manajemen sekolah dari tanggal 18 Pebruari s/d 3 Maret 2018 di Kampus ITE bagi 25 (dua puluh lima) orang. Peserta berasal dari SMK yang terlibat

dalam program Link and Match SMK dan Industri yang berasal dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepri, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.

Setelah mengikuti pelatihan, peserta diharapkan dapat melakukan Multiplier Workshop (Pelatihan Multiplikasi) dalam lingkup program Post Sharing Workshop (PSW) kepada orang lain dengan rasio 1 : 3 sehingga nanti akan terbentuk paling sedikit 75 orang yang memiliki kemampuan yang profesional dalam mengelola unit TVET secara profesional di Indonesia.

Bagi peserta Program Peningkatan Kompetensi Teknis (Technical Skills Upgrading Programme / TSUP) di bidang Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik, skema pelatihan seperti program LTW akan diterapkan Berdasarkan Surat Badan Pengembangan  Sumber Daya Manusia Industri, Departemen Perindustrian, nomor : 0224/Bpsdmi/01/2019 Tanggal 23 Januari 2018 bahwa Peserta yang telah selesai melaksanakan Technical Skill Upgrading Programme wajib melaksanakan Post Sharing Workshop Paling sedikikit kepada 3 orang guru Produktif sesuai Bidang Keahlian yang telah diikutinya.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, PSW dilaksanakan sebagai bentuk pertanggungjawaban Sosial dan Profesional  peserta TSUP kepada rekan sejawatnya.

Menyadari arti pentingnya PSW untuk meningkatkan Kompetensi Guru, baik Pengetahuan maupun Ketrampilannya, maka disusunlah hal hal yang diperlukan untuk terelenggaranya Program PSW tersebut. Langkah langkah yang diambil adalah :

1.            Berkoordinasi dengan Pihak terkait, bahwa setelah melaksanakan TSUP peserta wajib melaksanakan PSW;

2.         Pelaksaanaan PSW di setujui dan di respon secara positif oleh Kepala Sekolah dan jajarannya, selanjutnya Kepala Sekolah memerintahkan untuk merencanakan jadwal, materi, dan pengajuan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan PSW;

3.    Menentukan materi PSW, yang mendekati kesesuaian dengan materi TSUP selanjutnya memodifikasi  sesuai kebutuhan lapangan dan sarana prasarana yang tersedia;

4.        Pilihan jatuh kapada LVDP dengan pertimbangan, banyak penggunaan LVDP di areal sekolah, sehingga penggunaan di lapangan dari materi yang akan disajikan lebih nyata. Disamping itu instrumentasi pengaman dan instrumentasi pengukuran, serta komponen yang dipakai di LVDP banyak kesamaan dengan Switchboard yang diajarkan di ITE Singapore;

5.     Melakukan kajian materi, mencari dan melakukan penyusunan bahan  untuk pembuatan Hand Out dan Jobsheet LVDP, yang akan di tampilkan saat pelaksanaan PSW;

6.         Menyusun pengajuan bahan, jadwal pelaksanaan, tempat, dan agenda kegiatan, serta kebutuhan pendukung lainnya kepada Kepala Bengkel untuk diteruskan kepada Kepala Sekolah;

7.         Melaksanakan PSW, sesuai Jadwal Pelaksanaan di tempat dan waktu yang telah direncanakan;

8.         Mendokumentasikan, mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan Program PSW;

9.         Mengirim Laporan Pelaksaanaan PSW ke Kemenperin RI.