Sumber Daya Manusia yang kompeten merupakan faktor utama
penggerak pertumbuhan industri dan ekonomi nasional. Untuk itu, pembangunan SDM
menjadi prioritas utama pembangunan nasional saat ini setelah pembangunan
infrastruktur. Pembangunan SDM dilakukan melalui penguatan sistem pendidikan, khususnya
pendidikan vokasi dengan berorientasi pada kebutuhan pasar kerja (demand
driven).
Sesuai arahan Presiden RI untuk merevitalisasi pendidikan
vokasi nasional, Kementerian Perindustrian mengembangkan kerjasama dengan
berbagai pihak untuk memperkuat dan mengembangkan pendidikan vokasi agar dapat
menghasilkan lulusan yang kompeten dan berdaya saing sesuai dengan kebutuhan
dunia usaha industri.
Pada tanggal 24 Maret 2017, Menteri Perindustrian Airlangga
Hartarto memenuhi undangan Menteri Pendidikan Singapura dan Institute of
Technical Education (ITE) Singapura untuk melakukan kunjungan ke kampus ITE dan
mempelajari sistem pendidikan vokasi (TVET) Singapura serta peran penting yang
dimainkan oleh pendidikan vokasi ITE dalam meningkatkan daya saing Singapura.
Dalam  agenda 
pertemuan  tersebut  disepakati 
akan  dikembangkan kerjasama  antara Kemenperin dengan ITE Singapura, salah
satunya untuk pengembangan pendidikan vokasi diIndonesia  yang berorientasi industri.
Selanjutnya dalam pertemuan Leader’s Retreat peringatan 50
tahun Hubungan Diplomatik RI-Singapura pada tanggal 7 September 2017 di
Singapura, Menteri Perindustrian RI dan Menteri Pendidikan tinggi Singapura
mewakili kedua Negara menandatangani Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama
Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Industri disaksikan Presiden RI
dan Perdama Menteri Singapura.
Penandatanganan Mou Tersebut juga telah ditindak lanjuti
dengan penandatanganan technical agreement antara Sekretaris Jenderal
Kemenperin dengan ITE Singapura dan Pusdiklat Industri Kemenperin dengan ITEES
(ITE Education Services), menyepakati penyelenggaraan program pelatihan kepala
sekolah dan guru-guru SMK produktif di Singapura sebanyak 100 orang, yaitu:
1.           
Workshop Pelatihan Pemimpin (LTW)
untuk 25 Pemimpin dan manajemen TVET
2.           
Technical Skills Upgrading Program
(TSUP) di bidang Teknik Permesinan untuk 25 Guru TVET
3.           
TSUP di bidang Teknik Instalasi
Pemanfaatan Tenaga Listrik untuk 25 Guru TVET
4.           
TSUP di bidang Teknik Otomasi
Industri untuk 25 Guru TVET
Program tersebut diharapkan akan meningkatkan kompetensi
para pimpinan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dan para guru yang pada
gilirannya dapat meningkatkan kemampuan profesional TVET di Indonesia.
Untuk tahap 1, telah dilaksanakan Leadership Training
Workshop (LTW) bagi Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah / Manajemen sekolah
dari tanggal 18 Pebruari s/d 3 Maret 2018 di Kampus ITE bagi 25 (dua puluh
lima) orang. Peserta berasal dari SMK yang terlibat
dalam program Link and Match SMK dan Industri yang berasal dari Provinsi Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepri, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.
Setelah mengikuti pelatihan, peserta diharapkan dapat
melakukan Multiplier Workshop (Pelatihan
Multiplikasi) dalam lingkup program Post
Sharing Workshop (PSW) kepada orang lain dengan rasio 1 : 3 sehingga nanti
akan terbentuk paling sedikit 75 orang yang memiliki kemampuan yang profesional
dalam mengelola unit TVET secara profesional di Indonesia.
Bagi peserta Program Peningkatan Kompetensi Teknis (Technical Skills Upgrading Programme /
TSUP) di bidang Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik, skema pelatihan seperti program LTW akan
diterapkan Berdasarkan Surat Badan
Pengembangan  Sumber Daya Manusia
Industri, Departemen Perindustrian, nomor : 0224/Bpsdmi/01/2019 Tanggal 23
Januari 2018 bahwa Peserta yang telah selesai melaksanakan Technical Skill Upgrading Programme wajib melaksanakan Post Sharing Workshop Paling sedikikit
kepada 3 orang guru Produktif sesuai Bidang Keahlian yang telah diikutinya. 
Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa, PSW dilaksanakan sebagai bentuk pertanggungjawaban Sosial
dan Profesional  peserta TSUP kepada
rekan sejawatnya. 
Menyadari arti
pentingnya PSW untuk meningkatkan Kompetensi Guru, baik Pengetahuan maupun
Ketrampilannya, maka disusunlah hal hal yang diperlukan untuk terelenggaranya
Program PSW tersebut. Langkah langkah yang diambil adalah :
1.            Berkoordinasi dengan Pihak terkait, bahwa setelah
melaksanakan TSUP peserta wajib melaksanakan PSW;
2.        
Pelaksaanaan PSW di setujui dan di respon secara
positif oleh Kepala Sekolah
dan jajarannya, selanjutnya Kepala Sekolah memerintahkan
untuk merencanakan jadwal, materi, dan pengajuan bahan yang diperlukan untuk
pelaksanaan PSW;
3.    Menentukan materi PSW, yang mendekati kesesuaian
dengan materi TSUP selanjutnya memodifikasi  sesuai
kebutuhan lapangan dan sarana prasarana yang tersedia;
4.        Pilihan jatuh kapada LVDP dengan pertimbangan, banyak
penggunaan LVDP di areal sekolah, sehingga penggunaan di lapangan dari materi
yang akan disajikan lebih nyata. Disamping itu instrumentasi pengaman dan
instrumentasi pengukuran, serta komponen yang dipakai di LVDP banyak kesamaan
dengan Switchboard yang diajarkan di ITE Singapore;
5.     Melakukan kajian materi, mencari dan melakukan
penyusunan bahan  untuk pembuatan Hand
Out dan Jobsheet LVDP, yang akan di tampilkan saat pelaksanaan PSW;
6.        
Menyusun
pengajuan bahan, jadwal pelaksanaan, tempat, dan agenda kegiatan, serta
kebutuhan pendukung lainnya kepada Kepala Bengkel untuk diteruskan kepada
Kepala Sekolah;
7.        
Melaksanakan PSW, sesuai Jadwal Pelaksanaan di tempat
dan waktu yang telah direncanakan;
8.        
Mendokumentasikan, mengevaluasi dan membuat laporan
pelaksanaan Program PSW;
9.        
Mengirim Laporan Pelaksaanaan PSW ke Kemenperin RI.
 TITL SMKN 2 BANGKALAN